Tampilkan postingan dengan label Newspaper. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Newspaper. Tampilkan semua postingan
Senin, 10 September 2012 0 komentar

Sebagian Kekayaan Amerika oleh Emas Papua

pit Tembagapura
Tahukah Anda ternyata sebagian kebesaran dan kemegahan Amerika saat ini ternyata adalah hasil perampokan resmi mereka atas gunung emas Papua? Benar. Freeport adalah lahan sangat empuk bagi segelintir pejabat, para jenderal dan juga para politisi busuk negeri ini, yang menikmati hidup bergelimang harta dengan memiskinkan bangsa ini. Sungguh, mereka ini tidak lebih baik dari seekor lintah!

Akhir tahun 1996, sebuah tulisan berjudul “JFK, Indonesia, CIA and Freeport.” oleh Lisa Pease, dimuat dalam majalah Probe. Tulisan ini juga disimpan dalam National Archive di Washington DC. Dan berikut isi uraian tulisan tersebut.


Walau dominasi Freeport atas gunung emas di Papua dimulai sejak tahun 1967, namun kiprahnya di negeri ini sudah dimulai beberapa tahun sebelumnya. Freeport Sulphur (nama perusahaan itu), awalnya nyaris bangkrut berkeping-keping ketika terjadi pergantian kekuasaan di Kuba tahun 1959.


Saat itu Fidel Castro berhasil menghancurkan rezim diktator Batista. Oleh Castro, seluruh perusahaan asing di negeri itu dinasionalisasikan. Freeport Sulphur yang baru saja hendak melakukan pengapalan nikel produksi perdananya terkena imbasnya. Ketegangan terjadi. Berkali-kali CEO Freeport Sulphur merencanakan upaya pembunuhan terhadap Castro, namun berkali-kali pula menemui kegagalan.


Agustus 1959, Ditengah situasi itu, Forbes Wilson yang menjabat sebagai Direktur Freeport Sulphur melakukan pertemuan dengan Direktur pelaksana East Borneo Company, Jan van Gruisen. Dalam pertemuan itu Gruisen bercerita jika dirinya menemukan sebuah laporan penelitian atas Gunung Ersberg (Gunung Tembaga) di Irian Barat yang ditulis Jean Jaques Dozy di tahun 1936.


Dengan berapi-api, Van Gruisen bercerita kepada pemimpin Freeport Sulphur itu jika selain memaparkan tentang keindahan alamnya, Jean Jaques Dozy juga menulis tentang kekayaan alamnya yang begitu melimpah. Tidak seperti wilayah lainnya diseluruh dunia, maka kandungan biji tembaga yang ada disekujur tubuh Gunung Ersberg itu………. terhampar di atas permukaan tanah, jadi tidak tersembunyi di dalam tanah.


Mendengar hal itu, Wilson sangat antusias dan segera melakukan perjalanan ke Irian Barat untuk mengecek kebenaran cerita itu. Di dalam benaknya, jika kisah laporan ini benar, maka perusahaannya akan bisa bangkit kembali dan selamat dari kebangkrutan yang sudah di depan mata.


Selama beberapa bulan, Forbes Wilson melakukan survey dengan seksama atas Gunung Ersberg dan juga wilayah sekitarnya. Penelitiannya ini kelak ditulisnya dalam sebuah buku berjudul The Conquest of Cooper Mountain. Wilson menyebut gunung tersebut sebagai harta karun terbesar yang untuk memperolehnya tidak perlu menyelam lagi karena semua harta karun itu telah terhampar di permukaan tanah. Dari udara, tanah disekujur gunung tersebut berkilauan ditimpa sinar matahari.


Wilson juga mendapatkan temuan yang nyaris membuatnya gila. Karena selain dipenuhi bijih tembaga, gunung tersebut ternyata juga dipenuhi bijih emas dan perak!! Menurut Wilson, seharusnya gunung tersebut diberi nama GOLD MOUNTAIN, bukan Gunung Tembaga. Sebagai seorang pakar pertambangan, Wilson memperkirakan jika Freeport akan untung besar dalam waktu tiga tahun sudah kembali modal. Pimpinan Freeport Sulphur ini pun bergerak dengan cepat. Pada 1 Februari 1960, Freeport Sulphur meneken kerjasama dengan East Borneo Company untuk mengeksplorasi gunung tersebut.


Namun lagi-lagi Freeport Sulphur mengalami kenyataan yang hampir sama dengan yang pernah dialaminya di Kuba. Perubahan eskalasi politik atas tanah Irian Barat tengah mengancam. Hubungan Indonesia dan Belanda telah memanas karena Soekarno mulai menerjunkan pasukannya di Irian Barat.


Tadinya Wilson ingin meminta bantuan kepada Presiden AS John F Kennedy agar mendinginkan Irian Barat. Namun ironisnya, JFK malah sepertinya mendukung Soekarno. Kennedy mengancam Belanda, akan menghentikan bantuan Marshall Plan jika ngotot mempertahankan Irian Barat.


Belanda yang saat itu memerlukan bantuan dana segar untuk membangun kembali negerinya dari puing-puing kehancuran akibat Perang Dunia II terpaksa mengalah dan mundur dari Irian Barat.


Ketika itu sepertinya Belanda tidak tahu jika Gunung Ersberg sesungguhnya mengandung banyak emas, bukan tembaga. Sebab jika saja Belanda mengetahui fakta sesungguhnya, maka nilai bantuan Marshall Plan yang diterimanya dari AS tidak ada apa-apanya dibanding nilai emas yang ada di gunung tersebut.


Segalanya berubah seratus delapan puluh derajat ketika Presiden Kennedy tewas ditembak pada 22 November 1963. Banyak kalangan menyatakan penembakan Kennedy merupakan sebuah konspirasi besar menyangkut kepentingan “bangsa kera” yang hendak mempertahankan hegemoninya atas kebijakan politik di Amerika.


Presiden Johnson yang menggantikan Kennedy mengambil sikap yang bertolak belakang dengan pendahulunya. Johnson malah mengurangi bantuan ekonomi kepada Indonesia, kecuali kepada militernya. Salah seorang tokoh di belakang keberhasilan Johnson, termasuk dalam kampanye pemilihan presiden AS tahun 1964, adalah Augustus C.Long, salah seorang anggota dewan direksi Freeport.


Tokoh yang satu ini memang punya kepentingan besar atas Indonesia. Selain kaitannya dengan Freeport, Long juga memimpin Texaco, yang membawahi Caltex (patungan dengan Standard Oil of California). Soekarno pada tahun 1961 memutuskan kebijakan baru kontrak perminyakan yang mengharuskan 60persen labanya diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Caltex sebagai salah satu dari tiga operator perminyakan di Indonesia jelas sangat terpukul oleh kebijakan Soekarno ini.


Augustus C.Long amat marah terhadap Soekarno dan amat berkepentingan agar orang ini disingkirkan secepatnya. Mungkin suatu kebetulan yang ajaib. Augustus C.Long juga aktif di Presbysterian Hospital di NY dimana dia pernah dua kali menjadi presidennya (1961-1962). Sudah bukan rahasia umum lagi jika tempat ini merupakan salah satu simpul pertemuan tokoh CIA.


Antara tahun 1964 sampai 1970, Long pensiun sementara sebagai pemimpin Texaco. Tetapi Maret 1965, Augustus C.Long terpilih sebagai Direktur Chemical Bank, salah satu perusahaan Rockefeller.


Augustus 1965, Long diangkat menjadi anggota dewan penasehat intelejen kepresidenan AS untuk masalah luar negeri. Badan ini memiliki pengaruh sangat besar untuk menentukan operasi rahasia AS di Negara-negara tertentu. Long diyakini salah satu tokoh yang merancang kudeta terhadap Soekarno, yang dilakukan AS dengan menggerakkan sejumlah perwira Angkatan Darat yang disebutnya sebagai Our Local Army Friend.


Salah satu bukti sebuah telegram rahasia Cinpac 342, 21 Januari 1965, pukul 21.48, yang menyatakan jika kelompok Jendral Suharto akan mendesak angkatan darat agar mengambil-alih kekuasaan tanpa menunggu Soekarno berhalangan. Mantan pejabat CIA Ralph Mc Gehee juga pernah bersaksi jika hal itu benar adanya.


Awal November 1965, satu bulan setelah tragedi terbunuhnya sejumlah perwira loyalis Soekarno, Forbes Wilson mendapat telpon dari Ketua Dewan Direktur Freeport, Langbourne Williams, yang menanyakan apakah Freeport sudah siap mengekplorasi gunung emas di Irian Barat. Wilson jelas kaget. Ketika itu Soekarno masih sah sebagai presiden Indonesia bahkan hingga 1967, lalu darimana Williams yakin gunung emas di Irian Barat akan jatuh ke tangan Freeport?


Sungguh diluar dugaan, Para petinggi Freeport ternyata sudah mempunyai kontak dengan tokoh penting di dalam lingkaran elit Indonesia. Mereka adalah Menteri Pertambangan dan Perminyakan Ibnu Soetowo dan Julius Tahija. Orang yang terakhir ini berperan sebagai penghubung antara Ibnu Soetowo dengan Freeport. Ibnu Soetowo sendiri sangat berpengaruh di dalam angkatan darat karena dialah yang menutup seluruh anggaran operasional mereka.


Sebab itulah, ketika UU no 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) yang draftnya dirancang di Jenewa-Swiss yang didektekan Rockefeller, disahkan tahun 1967, maka perusahaan asing pertama yang kontraknya ditandatangani Suharto adalah Freeport!.


Inilah kali pertama kontrak pertambangan yang baru dibuat. Jika di zaman Soekarno kontrak-kontrak dengan perusahaan asing selalu menguntungkan Indonesia, maka sejak Suharto berkuasa, kontrak-kontrak seperti itu malah merugikan Indonesia.


Untuk membangun konstruksi pertambangan emasnya itu, Freeport menggandeng Bechtel, perusahaan AS yang banyak mempekerjakan pentolan CIA. Direktur CIA John McCone memiliki saham di Bechtel, sedangkan mantan Direktur CIA Richards Helms bekerja sebagai konsultan internasional di tahun 1978.


Tahun 1980, Freeport menggandeng McMoran milik “Jim Bob” Moffet dan menjadi perusahaan raksasa dunia dengan laba lebih dari 1,5 miliar dollar AS pertahun.


Tahun 1996, seorang eksekutif Freeport-McMoran, George A.Maley, menulis sebuah buku berjudul “Grasberg” setebal 384 halaman dan memaparkan jika tambang emas di Irian Barat itu memiliki deposit terbesar di dunia, sedangkan untuk bijih tembaganya menempati urutan ketiga terbesar didunia.


Maley menulis, data tahun 1995 menunjukkan jika di areal ini tersimpan cadangan bijih tembaga sebesar 40,3 miliar dollar AS dan masih akan menguntungkan 45 tahun ke depan. Ironisnya, Maley dengan bangga juga menulis jika biaya produksi tambang emas dan tembaga terbesar di dunia yang ada di Irian Barat itu merupakan yang termurah di dunia!!


Istilah Kota Tembagapura itu sebenarnya menyesatkan dan salah. Seharusnya EMASPURA. Karena gunung tersebut memang gunung emas, walau juga mengandung tembaga. Karena kandungan emas dan tembaga terserak di permukaan tanah, maka Freeport tinggal memungutinya dan kemudian baru menggalinya dengan sangat mudah. Freeport sama sekali tidak mau kehilangan emasnya itu dan membangun pipa-pipa raksasa dan kuat dari Grasberg-Tembagapur a sepanjang 100 kilometer langsung menuju ke Laut Arafuru dimana telah menunggu kapal-kapal besar yang akan mengangkut emas dan tembaga itu ke Amerika.


Betul betul sebuah perampokan besar yang direstui oleh pemerintah Indonesia sampai sekarang!!!


Kesaksian seorang reporter CNN yang diizinkan meliput areal tambang emas Freeport dari udara. Dengan helikopter ia meliput gunung emas tersebut yang ditahun 1990-an sudah berubah menjadi lembah yang dalam. Semua emas, perak, dan tembaga yang ada digunung tersebut telah dibawa kabur ke Amerika, meninggalkan limbah beracun yang mencemari sungai-sungai dan tanah-tanah orang Papua yang sampai detik ini masih saja hidup bagai di zaman batu.


Penulis: Effie Emzieta (KASKUS.US) (situslakalaka)


---------------------------------------------------------------------------------------------------
http://mediarasudofm.blogspot.com/2012/09/mengejutkan-amerika-ternyata-kaya-raya.html Share
Rabu, 25 Juli 2012 0 komentar

Martabe Sudah mulai Produksi Emas Kualitas Dunia

Perusahaan emas asal Hong Kong, G-Resources Group, berhasil melakukan uji coba awal pabrik pengolahan bijih (smelter) emas dan perak di tambang emasnya yang terletak di Martabe, Sumatera Utara.

"Ini menandai tonggak sejarah penting dalam perjalanan tambang emas Martabe menjadi berkelas dunia yang pertama berproduksi di Sumatera Utara," kata Manajer Komunikasi G-Resources Martabe, Katarina Hardono, kepada VIVAnews, Kamis 26 Juli 2012.

Menurut Katarina, hasil uji coba awal pabrik pengolahan bijih menghasilkan batangan emas bercampur perak pertama yang dihasilkan dari tungku di ruang pengolahan bijih, Selasa sore 24 Juli 2012.

Acara penuangan emas pertama tersebut disaksikan oleh Chairman G-Resources Group Ltd, Chiu Tao, didampingi kedua Wakil Chairman, Owen Hegarty dan Or Ching Fai, serta Presiden Direktur Peter Albert, jajaran direktur dan manajemen senior beserta staf operasional.
Selain itu, hadir bupati Tapanuli Selatan dan jajaran staf kabupaten, perwakilan pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Ia menjelaskan, kegiatan uji coba di pabrik pengolahan telah berlangsung selama dua bulan. Saat ini, beberapa proses akhir produksi dan sarana penunjang terkait masih harus diselesaikan.
Sementara itu, tambang dan pabrik pengolahan akan terus meningkatkan kapasitas hingga berproduksi penuh dalam beberapa bulan ke depan.

Tambang emas Martabe terletak di sisi barat Pulau Sumatera, Kecamatan Batang Toru, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas wilayah 1.639 km2, di bawah kontrak karya generasi keenam yang ditandatangani April 1997.

Tambang emas Martabe memiliki sumber daya 7,86 juta ounces emas dan 73,48 juta ounces perak dan ditargetkan mulai berproduksi Juli 2012, dengan kapasitas per tahun sebesar 250.000 ounces emas dan 2-3 juta ounces perak berbiaya rendah.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sumber : viva.vo.id
Share
Senin, 06 Desember 2010 0 komentar

Ditemukan, Tambang Tertua di Amerika

VIVAnews - Sejumlah arkeolog asal University of Chile baru saja mengetahui usia sebuah tambang besi oksida yang diperkirakan berumur 12.000 tahun yang lalu di Chile utara. Hasil temuan ini sementara menjadi tambang tertua yang pernah ditemukan di daratan Amerika.

Sekadar diketahui, besi oksida yang dikenal juga dengan nama biji besi adalah salah satu senyawa oksida dari besi dan mempunyai rumus kimia Fe2O3 dan mempunyai sifat paramagnetik atau memiliki gaya magnetik sangat kecil.

"Besi oksida yang ditambang oleh Huentelauquen Indians biasanya digunakan sebagai zat pewarna untuk kain-kain yang kusam atau sebagai bahan untuk ritual keagamaan," kata kepala peneliti Diego Salazar, yang dikutip VIVAnews dari El Mercurio, Senin 6 Desember 2010.

"Faktanya, pemanfaatan besi oksida oleh masyarakat primitif menunjukkan bahwa mereka lebih mementingkan unsur agama pada jamannya. Sebab itu, besi oksida tidak diperjualbelikan," tandasnya.

Sejatinya, tambang kuno yang ditemukan di dekat kota Taltal, 1.100 kilometer di sebelah utara Santiago itu, ditemukan pertama kali saat Oktober 2008. Namun, hasilnya baru diketahui setelah dilakukan dua kali pengujian di laboratorium AS dan Polandia.

Dinamakan San Ramon 15, konon tambang tersebut dieksploitasi habis-habisan sekitar era 10.000 tahun SM hingga 2.000 SM. Hasil penelitian juga menemukan bahwa eksploitasi di masa itu menghasilkan 1.814 ton zat pewarna yang diambil dari 700 meter kubik batu.

Tak cuma besi oksida, di tempat yang sama para peneliti juga menemukan harta karun berupa alat pertambangan batu yang diduga sebagai alat pertambangan untuk besi oksida pada era itu.

"Kami menemukan lebih dari 1.000 palu. Tapi, jika melihat jumlah tambang besi oksida yang cukup luas, kemungkinan besar masih ada ribuan palu lagi yang tercecer di sekitarnya," ujar Hernan Salinas, salah satu arkeolog.

Dikutip dari laman Chem-is-try.org, besi oksida merupakan salah satu dari zat pewarna yang paling umum digunakan untuk kosmetik sejak dulu. Orang-orang menggunakan besi oksida dalam mineral alam, tidak hanya untuk kosmetik, tapi juga untuk perayaan keagamaan dan perlindungan kulit. Pembuatan oksida besi sebagai zat pewarna untuk kosmetik dimulai pada tahun 1900.

Besi oksida memiliki aneka ragam warna yang digolongkan ke dalam tiga grup warna utama, yakni oksida besi kuning (kuning), kolkothar (merah), oksida besi hitam (hitam). Secara fisik, besi oksida berwujud serbuk yang sangat halus dengan bau yang khas.

• VIVAnews Share
Selasa, 19 Oktober 2010 0 komentar

Prediksi Gempa Padang


TEMPO Interaktif, Padang — Tim 9 yang terdiri dari ahli gempa dan ahli tsunami bentukan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB) kembali mengingatkan agar warga Padang, Mentawai, dan pesisir barat Sumatera Barat bersiap menghadapi gempa Megathrust di Pulau Siberut Mentawai dengan kekuatan yang mencapai 8,9 skala Richter dan dapat menimbukan tsunami.

“Kami dari tim sembilan ini rasanya seperti membawa kabar kematian, tetapi hasil kajian ini memang harus disampaikan agar kita bersiap menghadapi bencana,” kata Wahyu Triyoso, pakar gempa yang juga salah satu anggota tim sembilan di Auditorium Kantor Gubernur, Padang, Selasa (12/10).

Hamzah Latif, ahli tsunami memaparkan simulasi tsunami yang bisa melanda Padang dan pesisir sekitarnya jika terjadi megathrust earthquake.

Dalam simulasi terbaru, tsunami bisa menghantam Kota Padang selama 2,5 jam dengan ketinggian 6 meter sejauh 2 kilometer.

“Dengan tsunami seperti itu dan kondisi Kota Padang seperti sekarang, jika tsunami terjadi pada siang hari, kira-kira bisa menimbulkan 150 ribu jiwa, itu yang dihitung manusia bergerak dengan lebar jalan, belum termasuk hambatan lain seperti macet oleh kendaraan, tiang listrik dan bangunan yang roboh,” katanya menerangkan.

Hamzah juga tidak bisa membayangkan jika Kota Padang dihantam tsunami yang akan bisa merusak pelabuhan laut dan udara yang hanya terletak 300 meter dari pantai. Ia membayangkan kota berpenduduk lebih 900 ribu jiwa tersebut akan terisolasi karena jalan darat juga melewati Bukit Barisan.

Ia menyarankan pemerintah pusat dan daerah segera membuat shelter dan jalan evakuasi untuk mengantisipasi ancaman bencana tsunami di Sumatera Barat.

Ahli gempa Danny Hilman Natawijadja dari Laboratorium gempa Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang sudah 20 tahun meneliti gempa di Mentawai mengatakan ancaman gempa di bawah Pulau Siberut atau gempa megathrust sudah di depan mata.

"‘Kapan waktunya, sebenarnya masanya sudah lewat, pelepasan itu sudah dimulai pada saat gempa Mentawai 2007 namun ini baru buntutnya, kini tinggal menunggu bapaknya,” kata Danny Hilman.

Ia mengingatkan pentingnya mitigasi. Ia mengatakan kegiatan mitigasi selama ini sangat kurang dan jauh tertinggal. Namun itu bukan hanya di Indonesia, tapi juga di dunia internasional.

“Budayanya yang harus diubah, secara umum di dunia internasional pun belum membudayakan mitigasi, semuanya masih reaktif, setelah terjadi bencana baru datang ramai-ramai melakukan tanggap darurat,” kata Danny.

Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Andi Arief mengatakan, kurangnya kegiatan penanganan mitigasi bencana alam di sejumlah daerah rawan gempa dan tsunami karena dana mitigasi sangat kurang.

“Ini disebabkan karena Undang-Undang Kebencanaan Tahun 2002 dibuat dalam keadaan darurat saat banyak bencana, jadi yang mengatur tentang mitigasi sangat minim, hanya 2 pasal yang membahas mitigasi,” ujar Andi Arif.

Andi mengatakan bahkan kurangnya dana mitigasi tersebut menyebabkan kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluh. Dari Rp 3 triliun dana bencana yang dikelola BNPB hampir tidak ada dianggarkan untuk kegiatan mitigasi. “Sekarang sudah diusulkan agar 10 persen dari dana tersebut dialokasikan untuk kegiatan mitigasi,” kata Andi.

Ia mengatakan sudah memberikan masukan kepada Presiden dan Presiden sudah mulai menyadari betapa pentingnya mitigasi. “Karena hasil kajian Tim 9 yang mengkaji ancaman bencana di Indonesia, antara mitigasi berbasis scientific berbanding terbalik dengan cost, makin banyak penelitian maka persiapannya makin matang,” ujarnya.

Andi mengatakan, sejak tsunami Aceh Desember 2004 hingga 2009 sebanyak Rp 150 triliun dana APBN terserap untuk penanganan bencana. Itu artinya dalam lima tahun lalu setiap tahun Rp30 triliun tersedot untuk penanganan bencana.

“Dengan memprioritaskan mitigasi mungkin tidak sebesar itu dana habis dan korban gempa-tsunami tidak sebanyak itu,” ujarnya.

Andi mengatakan, hasil kajian pihaknya dan Tim 9 yang terdiri dari para ahli gempa-tsunami memetakan enam provinsi dan 13 kabupaten-kota yang potensial bencana. Di antaranya Sumatera Barat (terutama Padang, Mentawai, dan daerah sekitar), Lampung Barat, Selat Sunda, Pangandaran, dan Yogyakarta.

Gubernur Irwan Prayitno berjanji akan segera membuat perda tata ruang yang baru yang mengatur bangunan harus tahan gempa, shelter-shelter, dan jalan-jalan evakuasi. Share
Jumat, 24 April 2009

Tour the Singkarak




Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan melibatkan partisipasi masyarakat Sumbar pada acara Tour de Singkarak 2009, sebuah balap sepeda internasional yang diikuti ratusan pebalap dari 15 negara di Asia Pasifik dan 10 tim nasional di antaranya Selandia Baru, Jepang, Thailand, Taiwan, Filipina, Iran, Australia, Malaysia, dan Qatar.

Pada tanggal 3-5 April 2009 akan dilakukan gladi resik pengawalan lintasan dengan melibatkan tim teknis dari badan dunia balap sepeda Union Cycliste Internationale

Lintasan acara yang memadukan kegiatan olahraga balap sepeda dan wisata ini terbagi menjadi empat etape, yakni Padang-Bukittinggi (92,3 km), Bukittinggi-Sawahlunto (85,1 km), Sawahlunto-Danau Singkarak (90,2 km), dan Danau Singkarak-Danau Kembar-Danau Singkarak (188 km).

Acara dengan total hadiah sebesar 61.000 dollar Amerika Serikat ini merupakan hasil kerja sama Pemprov Sumbar, Depbudpar, PB ISSI, dan para pelaku bisnis untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, khususnya daerah tujuan wisata Sumbar dengan Danau Singkarak sebagai ikonnya. Share
 
;