Tampilkan postingan dengan label Bahan galian golongan A. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahan galian golongan A. Tampilkan semua postingan
Selasa, 17 Januari 2012 0 komentar

Aspal

Aspal alam hanya ditemukan di dua tempat di dunia ini, yaitu Trinidad dan di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Keberadaan sumber tambang ini telah diketahui pada 1920, tetapi tak tergali dengan baik. Inovasi lalu dilakukan untuk mengolahnya secara efisien hingga mampu menyaingi aspal dari minyak bumi yang mulai langka dan mahal.
Aspal merupakan salah satu material penting dalam pembuatan jalan di Indonesia. Namun, karena kelemahannya, yaitu mudah hancur akibat beban berat dan panas matahari serta genangan banjir, mendorong pihak pengelola menggunakan beton berangka besi. Padahal, beton relatif lebih mahal serta sulit pengerjaan dan perbaikannya.
Di antara dua material itu ada aspal alam yang lebih optimal dibandingkan keduanya. Aspal alam yang dikenal di dunia saat ini adalah Trinidad Lake Asphalt (TLA). Padahal, selain dari Pulau Trinidad di Laut Karibia itu ada aspal alam di Pulau Buton (Asbuton) yang sesungguhnya lebih unggul.
Dari segi cadangan, Asbuton jauh lebih besar dari TLA. Cadangannya mencapai 163,9 juta ton. Bahkan, perkiraan lain menyebutkan 450 juta ton, berarti tergolong terbesar di dunia. Usia pemanfaatan cadangannya ditaksir 200 tahun ke depan.
Meski kandungan aspal masih melimpah, sejak 1970-an, tambang ini mulai ditinggalkan karena tingginya biaya operasi yang tidak lagi sebanding dengan pendapatannya.
”Masalah sesungguhnya karena penerapan teknik ekstraksi atau pemurnian konvensional yang tak efisien,” kata Lisminto, penemu teknik baru pemurnian aspal Buton.
Dipisahkan
Pada proses lama, bitumen aspal lebih dulu dilarutkan dalam pelarut organik, lalu dipisahkan dari unsur pelarutnya dengan cara destilasi.
Dengan cara ini sulit menarik bitumen atau material aspal yang tersembunyi dalam matrik batuan induk. Karena itu, diperlukan ekstraktor bertahap banyak. Ini artinya perlu investasi besar.
Lisminto, lulusan S-1 Teknik Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) ini, berhasil menemukan teknik baru. Pada teknik baru itu, pelarutan aspal menggunakan kimia khusus dan proses pemurnian dilakukan dalam media air laut.
Saat batuan induk pecah, bitumen akan keluar dengan sendirinya dan mengapung di air asin. Karena itu, bitumen dengan mudah dapat dipisahkan dari larutan. Proses ini dilakukan pada suhu dan tekanan atmosfer sehingga memperkecil terjadinya pembakaran material. Sederhana, mudah, dan murah, itulah kelebihan teknik yang disebutnya ”pemurnian aspal Buton dengan teknologi ekstraksi terbalik”.
Inovasi ini sesungguhnya bukan lagi tergolong baru karena telah dipatenkan di lembaga paten Indonesia, Jepang, dan Australia pada 1996.
Aplikasi teknik ini, menurut dia, bisa menghemat devisa 75 juta dollar AS karena investasi total hanya 25 juta dollar AS dengan fabrikasi di dalam negeri. Sementara teknologi lain bisa mencapai 100 juta dollar AS.
Penggunaan sumber tambang di dalam negeri juga dapat menekan impor aspal sebesar satu juta ton per tahun sehingga tercipta swasembada aspal nasional. Sebab, teknologi ekstraksi terbalik ini dapat menghasilkan aspal berkualitas tinggi dengan harga terjangkau.
Hal ini memungkinkan jaringan jalan kelas satu sebagai infrastruktur industri juga berkembang. Dan, terbukanya industri di Buton akan membuka lapangan kerja penduduk sekitar.
Hasil samping
Meski inovasi itu memiliki prospek bisnis dan sosial yang baik, rupanya kemudian kurang mendapat sambutan pemerintah dan perusahaan pertambangan. Hal ini tak membuatnya patah semangat. Secara konsisten, Lisminto terus berkutat dengan riset aspal hingga pengembangan pabrik.
Pabrik percontohan berkapasitas satu ton per jam berhasil dibangun dengan dana Rp 200 juta. Produknya telah diuji Puslitbang Jalan Binamarga dan dinyatakan sebagai aspal bermutu. Uji laboratorium dan uji lapangan menunjukkan, sifat produknya setara dengan Trinidad Lake Asphalt.
Teknologi proses ini bahkan menghasilkan produk samping yang sangat potensial, yaitu gipsum dan karbon dioksida. Gipsum adalah bahan baku semen yang masih diimpor 2 juta ton per tahun. Adapun oksida karbon dapat dikonversi menjadi es kering guna mengawetkan ikan. Dari setiap ton produk aspal itu dihasilkan 1,45 ton gipsum dan 0,47 ton es kering.
Pengembangan baru
Melalui pengembangan aspal yang terus-menerus sejak 15 tahun lalu di laboratorium dan pabrik yang dijuluki ”Rumah Teknologi Aspal”, berhasil diatasi lima masalah yang ditemukan pada aspal Buton yang dibuat selama ini, yaitu soal adesivitas, kesulitannya dalam pengolahan, pemadatan, fleksibilitas, dan hambatan distribusinya.
Hasil olahan aspal Buton terbaru ini diberi nama BNA (Buton Natural Asphalt), yang didesain sebagai ”cloning” TLA.
Produk ini kemudian mulai menarik perusahaan lain untuk bermitra, antara lain Adhi Jaya, Pertamina, dan PT Timah (Persero).
Pertamina juga tertarik untuk ikut terlibat dalam pengembangan aspal Buton.
Pengembangan BNA diharapkan dapat mengikuti ”kisah sukses TLA” yang sudah terbukti sebagai bahan konstruksi andal selama lebih dari 100 tahun.
Share
Jumat, 13 Januari 2012 1 komentar

Uranium

 Pada dasarnya kegiatan penambangan sudah ada sejak keberadaan manusia di dunia ini. Kegiatan yang dilakukandengan maksud untuk memanfaatkan sumber daya mineralyang terdapat di bumi demi kesejahteraan manusia ini diyakini sebagai usaha kedua setelah pertanian/agrikultur. Banyak mineral yang berharga yang ada di bumi ini yang dapat ditambang dan dimanfaatkan baik secara langsungataupun dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu. Uranium merupakan salah satu mineral yang berharga dan merupakan aset negara yang penting. Untuk masa sekarang ini uranium sangat diperlukan sebagai bahanbakar nuklir, dimana diketahui bahwa energi nuklir adalah salah satu sumber energi alternatif yag sedang dikembangkan sebagai bahan pengganti minyak bumi yang cadangannya semakin lama semakin langka. Energi nuklir tersebut dapat menjadi energi alternatif sebagai bahan untuk suplai kebutuhan energi listrik di Indonesia. Cadangan uranium yang potensinya cukup banyak di Indonesia seperti di Kalimantan misalnya diharapkan mampu memberikan pasokan bagi bahan bakar nuklir. Dengan cadangan uranium yang cukup di wilayah kita ini diharapkan mampu memenuhi pasokan sebagai bahan bakar di teras reaktor yang nantinya dapat menjadi suplai bagi ketersediaan energi listrik yang semakin lama semakin berkurangi

PERSEBARAN URANIUM
Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral uranium oksida  uraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau batuan beku felsic
lainnya (mengandung mineral felspar, felspathoid, silica) – batuan beku asam. Uranium juga ditemukan dalam batuan sedimen. Di bawah kondisi air tanah
dekat permukaan, uranium dalam batuan beku dapat teroksidasi dan teruraikan,
ditransportasi air tanah, kemudian diendapkan sebagai uraninit dalam batuan
sedimen Deposit uranium terbesar Amerika ditemukan justru di batuan sedimen berumur Trias-Yura di Plato Colorado (Utah, Arizona, Wyoming, New Mexico). (Awang Satyana, 2008)
3.1 PERSEBARAN URANIUM DI INDONESIA
Pemetaan bersistem sumberdaya mineral radioaktif oleh Sastratenaya dan
Tjokrokardono (dipublikasi IAGI, 1985) bisa menjadi acuan awal kita untuk
mengetahui persebaran uranium di Indonesia (khususnya di wilayah Indonesia
Barat). Selama ini, kita hanya mengenal Kalimantan sebagai sumber uranium terbesar di Indonesia. Potensi kandungan uranium di bumi Borneo, termasuk Kaltim, lebih tinggi dibanding kandungan uranium lain yang ditemukan di dunia.
Kandungan uranium di Kalimantan mencapai 24 ribu ton yang setara dengan
kebutuhan listrik 9.000 megawatt selama 125 tahun. Lokasinya di Desa Kalan,
Kecamatan Ella Hilir, Melawai, Kalimantan Barat.
Selama ini indikasi mineralisasi uranium di Kalimantan telah ditemukan pada batuan metamorfik dan granit di Pegunungan Schwaner yang membentang antara Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah, berupa anomali radioaktivitas dan anomali geokimia uranium. Geologi regional Pegunungan Schwaner yang merupakan “watershed“ Kalimantan Barat-Kalimantan Tengah terdiri dari batuan metamorfik Pinoh yang diintrusi oleh batuan tonalit dan granit alkali. Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sendiri telah melakukan sejumlah pemboran dengan kedalaman hampir 400 meter di sejumlah wilayah Kalimantan Tengah untuk mengetahui eksistensi pemineralan U di bawah permukaan dan bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan tentang potensi sumberdaya uranium. Mineralisasi uranium dijumpai dalam dua lobang bor pada zone rekahan atau fraktur yang terisi urat sulfida dan magnetit dengan mineral radioaktif berupa uraninit dan branerit. Banyaknya U yang ada di sekitar dua lubang bor itu sampai kedalaman sekitar 55 m diperkirakan 623,21 kg.
2.5 PERSEBARAN URANIUM DI INDONESIA TIMUR
Persebaran uranium di wilayah Indonesia timur telah diindikasi tujuh daerah di Sulawesi termasuk Banggai Sula dan empat daerah di Papua,yang di wilayah2 yang secara geologi terdapat batuan granitik dan felsik lainnya.



MANFAAT URANIUM
Uranium adalah bahan bakar nuklir yang sangat penting. Uranium 238 bisa diubah menjadi Plutonium.Kegunaan bahan bakar nuklir untuk menghasilkan energi listrik, untuk membuat isotop yang digunakan untuk tujuan damai, dan sebagai peledak, sangat diketahui dengan baik. Kapasitas 429 reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh dunia yang beroperasi pada Januari 1990 dierkirakan mencapai 311000 megawatt. Uranium digunakan dalam peralatan petunjuk inert, dalam kompas giro, sebagai imbangan berat untuk permukaan kontrol penerbangan, sebagai pemberat untuk kendaraan pembawa missil, dan sebagai bahan pelindung. Logam uranium digunakan untuk target sinar X untuk memproduksi sinar X berenergi tinggi; uranium nitrat berguna untuk tinta fotografi, dan uranium asetat digunakan dalam kimia analisis. Kristal uranium bersifat triboluminesens (fenomena optis di mana cahaya dihasilkan ketika ikatan asimetris rusak karena zatnya tergores atau dihancurkan). Garam uranium juga digunakan untuk memproduksi kaca dan kilau Vaseline kuning. Uranium dan senyawanya sangat beracun, baik dari sudut pandang kimia dan radiologi.
4.1 Sebagai proyektil (penembus berbasis energi kinetik )
Secara kimiawi,             uranium merupakan logam berat berwarna keperakan yang sangat padat. Sebuah kubus uranium bersisi 10 cm memiliki massa mendekati 20 kg dan secara umum 70 % lebih padat dibanding timbal (timah hitam). Pada suhu 600 – 700°C dalam tekanan yang sangat tinggi logam DU akan menyala dengan sendirinya, membentuk kabut Aerosol DU yang bersifat cair dan sangat panas. Sifat-sifat kimiawi dan fisis semacam ini yang menyebabkan
kalangan militer menyukai DU untuk digunakan dalam sistem persenjataan
konvensional yang bersifat taktis. Tidak sebagai bahan peledak nuklir, DU digunakan sebagai senjata penembus berenergi kinetis dan biasa digunakan dalam bentuk Senjata Antitank (atau ankerucutti kendaraan lapis baja lainnya). Jadi senjata ini benar-benar konvensional, sama sekali tak melibatkan reaksi berantai didalamnya (baik reaksi fisi maupun reaksi fusi). Senjata inisebagian besar menggunakan prinsip yang dikenal dengan Efek Munroe. Prinsip dari penerapan senjata berbasis DU ini dapat dijelaskan dengan tabung yang didalamnya ada rongga yang berbentuk Kerucut, dengan dasar kerucut tepat beririsan dengan dasar tabung. Dinding kerucut ini terbuat darilapisan DU, sementara ruang antara kerucut dan tabung diisi dengan bahan peledak konvensional (anggaplah TNT). Di dasar kerucut terdapat sebentuk ‘pipa’ kecil (lebih kecil dari tabung) yang sumbunya tepat berada pada sumbu tabung
dan kerucut, mengarah keluar. Pipa ini tertutup, diujungnya terdapat detonator dan dinding kerucut mencair dalam derajat yang berbeda. Di ujung kerucut DU
mencair sempurna dan oleh tekanan ledakan ia akan bergerak mengalir keluar
(menyusuri pipa) dengan kecepatan 10 km/detik (ini diistilahkan dengan jet).
Sementara DU yang menyusun bagian tengah dinding kerucut hanya mengalami pencairan sebagian sehingga membentuk gumpalan-gumpalan kecil logam (pasir logam) yang larut dalam cairan DU (dinamakan slug), dan melesat dengan kecepatan 1000 m/detik melalui pipa. Jet dan slug inilah yang dengan mudah mampu menembus dinding lapis baja (setebal apapun) akibat kecepatan dan sifat cairnya. Penembusan ini menyebabkan bagian dalam kendaraan lapis baja itu terpanaskan dengan hebat, dan membuat tanki bahan bakar solar-nya meledak sehingga kendaraan lapis baja ini akan terbakar dan personel yang ada didalamnya terpanggang. Jet dan slug inilah yang merupakan bagian dari efek Munroe, dan belum ada material baja yang mampu menangkalnya (meski material baja tersebut  sanggup menahan gelombang tekanan produk ledakan senjata nuklir sekalipun).
4.2 Pelapis kendaraan tempur
Digunakan oleh militer Amerika Serikat sebagai pelapis tank M1 Abrams,
yaitu campuran antara DU dan 0,7% Titanium.
4.3 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi nuklir terkendali di dalam reactor nuklir dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik semacam ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR) yang skemanya ditunjukkan dalam gambar. Energi yang
dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas (heat exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor Untuk menjaga agar air di dalam reaktor (yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu 100oC dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar 160 atm. Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan. 4.4 Pada Bidang pertanian.
1) Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis.Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama. Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut terganggu dan akan mengurangi populasi.
2) Pemuliaan tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis radiasinya.
3) Penyimpanan makanan
Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan  bawang jika disimpan lama akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
Pada Bidang Industri
1) Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat padalogam atau sambungan las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam,
2) Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.
3) Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena inengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama

  1. Uranium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang U dengan nomor atom 92. Yang memiliki sifat beracun,
berwarna putih keperakan dan termasuk ke dalam radioaktif alami,
uranium termasuk ke seri aktinida (actinide series).

  1. Secara garis besar metode penambangan uranium dapat di bagi menjadi 3
metode, yaitu:
1.tambang terbuka (surface mining),
2.tambang bawah tanah (underground mining),
3.tambang bawah air (underwater mining).

  1. Metode eksplorasinya adalah Metode polarisasi terimbas (Induced Polarization) yaitu  salah satu metode geofisika  yang mendeteksi terjadinya polarisasi listrik yang terjadi di bawah permukaan akibat adanya arus induktif yang menyebabkan reaksi transfer antara ion elektrolit dan mineral logam.
  2. Uranium ditemukan dalam jumlah kecil sebagai mineral uranium oksida
  3. uraninite (pitchblende) dalam sulfide veins di granit atau batuan beku
  4. felsic, dan atau pada batuan sedimen
  5. Sebagian besar uranium di Indonesia ditemukan pada batuan metamorfik
  6. dan granit.
  7. Pada umumnya uranium ditemukan pada zone rekahan atau fraktur yang
  8. terisi urat sulfida dan magnetit dengan mineral radioaktif berupa uraninit
  9. dan branerit
  -----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi
http://seorangminer.wordpress.com/2011/05/18/uranium/
http://www.sciencedaily.com/releases/2001/03/010313074642.htm
http://scienceblog.com/community/older/2001/E/200115861.html
http://www.research.vt.edu/resmag/sciencecol/2001uranium.html
http://www.virginiaplaces.org/energy/mininguranium.html
Mohon maaf mengenai uranium disini dijelaskan sangat singkat mungkin anda bisa menemukan di referensi aslinya dan referensi lainnya
Sekian…
terima kasih.
Share
Selasa, 27 September 2011 0 komentar

Gas alam

Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosilberbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak,ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.

Komposisi kimia

Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6), propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur (belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.

Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon, memproduksi karbon dioksidadan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per tahun secara berturut-turut).

Komponen

%

Metana (CH4)

80-95

Etana (C2H6)

5-15

Propana (C3H8) and Butane (C4H10)

< 5

Nitrogen, helium, karbon dioksida (CO2), hidrogen sulfida (H2S), dan air dapat juga terkandung di dalam gas alam. Merkuri dapat juga terkandung dalam jumlah kecil. Komposisi gas alam bervariasi sesuai dengan sumber ladang gasnya.

Campuran organosulfur dan hidrogen sulfida adalah kontaminan (pengotor) utama dari gas yang harus dipisahkan . Gas dengan jumlah pengotor sulfur yang signifikan dinamakan sour gas dan sering disebut juga sebagai "acid gas (gas asam)". Gas alam yang telah diproses dan akan dijual bersifat tidak berasa dan tidak berbau. Akan tetapi, sebelum gas tersebut didistribusikan ke pengguna akhir, biasanya gas tersebut diberi bau dengan menambahkan thiol, agar dapat terdeteksi bila terjadi kebocoran gas. Gas alam yang telah diproses itu sendiri sebenarnya tidak berbahaya, akan tetapi gas alam tanpa proses dapat menyebabkan tercekiknya pernafasan karena ia dapat mengurangi kandungan oksigen di udara pada level yang dapat membahayakan.

Pemanfaatan Gas alam

Gas alam dapat berbahaya karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan menimbulkan ledakan. Gas alam lebih ringan dari udara, sehingga cenderung mudah tersebar di atmosfer. Akan tetapi bila ia berada dalam ruang tertutup, seperti dalam rumah, konsentrasi gas dapat mencapai titik campuran yang mudah meledak, yang jika tersulut api, dapat menyebabkan ledakan yang dapat menghancurkan bangunan. Kandungan metana yang berbahaya di udara adalah antara 5% hingga 15%.

Ledakan untuk gas alam terkompresi di kendaraan, umumnya tidak mengkhawatirkan karena sifatnya yang lebih ringan, dan konsentrasi yang di luar rentang 5 - 15% yang dapat menimbulkan ledakan.

Gas alam di Indonesia

Pemanfaatan gas alam di Indonesia dimulai pada tahun 1960-an dimana produksi gas alam dari ladang gas alam PT Stanvac Indonesia di Pendopo, Sumatera Selatan dikirim melalui pipa gas ke pabrik pupuk Pusri IA, PT Pupuk Sriwidjaja di Palembang. Perkembangan pemanfaatan gas alam di Indonesia meningkat pesat sejak tahun 1974, dimana PERTAMINA mulai memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di Prabumulih, Sumatera Selatan ke pabrik pupuk Pusri II, Pusri III dan Pusri IV di Palembang. Karena sudah terlalu tua dan tidak efisien, pada tahun 1993 Pusri IA ditutup,dan digantikan oleh Pusri IB yang dibangun oleh putera-puteri bangsa Indonesia sendiri. Pada masa itu Pusri IB merupakan pabrik pupuk paling modern di kawasan Asia, karena menggunakan teknologi tinggi. Di Jawa Barat, pada waktu yang bersamaan, 1974, PERTAMINA juga memasok gas alam melalui pipa gas dari ladang gas alam di lepas pantai (off shore) laut Jawa dan kawasan Cirebon untuk pabrik pupuk dan industri menengah dan berat di kawasan Jawa Barat dan Cilegon Banten. Pipa gas alam yang membentang dari kawasan Cirebon menuju Cilegon, Banten memasok gas alam antara lain ke pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik keramik, pabrik baja dan pembangkit listrik tenaga gas dan uap.

Selain untuk kebutuhan dalam negeri, gas alam di Indonesia juga di ekspor dalam bentuk LNG (Liquefied Natural Gas)

Salah satu daerah penghasil gas alam terbesar di Indonesia adalah Nanggröe Aceh Darussalam. Sumber gas alam yang terdapat di daerahKota Lhokseumawe dikelola oleh PT Arun NGL Company. Gas alam telah diproduksikan sejak tahun 1979 dan diekspor ke Jepang danKorea Selatan. Selain itu di Krueng Geukuh, Nanggröe Aceh Barôh (kabupaten Aceh Utara) juga terdapat PT Pupuk Iskandar Muda pabrik pupuk urea, dengan bahan baku dari gas alam.

Cadangan gas dunia

Total cadangan dunia (yang sudah dikonfirmasi) adalah 6,112 triliun kaki persegi. Daftar 20 besar negara dengan cadangan gas terbesar dalam satuan triliun kaki persegi (trillion cu ft) adalah:[1]

1. Rusia =1,680

2. Iran =971

3. Qatar =911

4. Arab Saudi =241

5. United Arab Emirates =214

6. Amerika Serikat =193

7. Nigeria =185

8. Aljazair =161

9. Venezuela =151

10. Irak =112

11. Indonesia =98

12. Norwegia =84

13. Malaysia =75

14. Turkmenistan =71

15. Uzbekistan =66

16. Kazakhstan =65

17. Belanda =62

18. Mesir =59

19. Kanada =57

20. Kuwait =56

Total cadangan 20 negara di atas adalah 5,510 triliun kaki persegi dan total cadangan negara-negara di luar 20 besar di atas adalah 602 triliun kaki persegi.

Daftar ladang gas terbesar dalam satuan (*109 m³):

1. Asalouyeh, South Pars Gas Field (10000 - 15000)

2. Urengoy gas field (10000)

3. Shtokman field (3200)

4. Karachaganak field, Kazakhstan (1800)

5. Slochteren (1500)

6. Troll (1325)

7. Greater Gorgon (1100)

8. Shah Deniz gas field (800)

9. Tangguh gas field , Indonesia (500)

10. Sakhalin-I (485)

11. Ormen Lange (400)

12. Jonah Field (300)

13. Snøhvit (140)

14. Barnett Shale (60 - 900)

15. Maui gas field (?)

Share
0 komentar

Bitumen / aspal

Meskipun dalam istilah bahasa yang umum seperti "tar", "tar" atau "aspal" sering digunakan secara bergantian, mereka memiliki arti yang berbeda. Salah satu alasan untuk kebingungan adalah karena fakta bahwa di antara negara yang berbeda, ada perbedaan substansial dalam arti dikaitkan dengan istilah yang sama. Sebagai contoh, aspal minyak bumi aspal disebut di AS, sementara di Eropa "aspal" adalah campuran aspal dan agregat batu (aspal) yang digunakan untuk jalan paving. Di Eropa istilah menunjukkan residu aspal dari distilasi minyak bumi.
Bitumen adalah campuran hidrokarbon tinggi berat molekul. Persentase bervariasi antara komponen-komponen, banyak dalam kaitannya dengan asal-usul minyak mentah dan metode distilasi.

Bahkan, aspal itu sudah diketahui sebelum memulai eksploitasi ladang minyak sebagai produk dari alam, dalam hal ini disebut "aspal aspal asli." Itu digunakan oleh orang Romawi sebagai pengikat dalam konstruksi. Aspal asli deposito yang ditemukan di seluruh dunia, di daerah dengan fitur geologi yang sesuai, di
mana permeabilitas tinggi dari formasi batuan telah memungkinkan proses fraksinasi alami minyak mentah.
Bitunie alam tidak lagi digunakan dalam suatu produk. Proses penyulingan minyak yang diproduksi saat ini, kualitas aspal cocok untuk semua penggunaan yang mereka dimaksudkan, dall'impermeabilizzazione trotoar.

Para aspal diperoleh sebagai produk sampingan dari penyulingan minyak dapat digunakan seperti atau mengalami proses fisik dan kimia yang dapat mengubah komposisi dalam rangka untuk memberikan sifat tertentu.

Operasi yang paling umum adalah proses oksidasi dan pencampuran dengan berbagai polimer.

Aspal adalah campuran aspal dengan bahan batu (kerikil, pasir, debu).

Tar, yang sesuai dengan kata bahasa Inggris tar adalah sebuah bahan dengan tampilan yang mirip dengan aspal, tapi benar-benar berbeda asal dan komposisi, dan, pada kenyataannya, yang diperoleh dari distilasi litantrace (batubara). Bahan ini, dibandingkan dengan aspal, menunjukkan kandungan yang lebih tinggi dari hidrokarbon polisiklik aromatik dan senyawa lainnya yang mengandung oksigen, nitrogen dan belerang.

Di banyak negara, di masa lalu, tar batubara sering diganti atau dicampur dengan aspal di industri. Penggunaan tersebut, sekarang berhenti sepenuhnya, telah menyebar kebiasaan menggunakan dua istilah bergantian dalam penggunaan umum dan tar aspal.

Share
 
;