Tampilkan postingan dengan label Tambang terbuka. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tambang terbuka. Tampilkan semua postingan
Minggu, 06 September 2015 0 komentar

Bucket-wheel excavator (BWE)

Udah lama gak ngepost hihihi .... minggu kemaren habis interview psikologi disaranin mbak psikologinya terus nulis jangan sampai stack ditengah jalan hehehe
ok langsung saja, teringat salah satu alat berat yang sangat besar waktu magang disalah satu perusahaan pertambangan batubara indonesia yang bernama BWE/bucket wheel exavator.

Bucket-wheel excavator (BWE)

Bucket-Wheel excavator

Bucket-wheel excavator (BWE) adalah alat berat yang digunakan di penambangan terbuka. Fungsinya adalah sebagai mesin pengeruk atau penggali skala besar dan kontinu. BWE mirip dengan bucket-chain excavator, namun dibedakan dengan penggunaan roda yang memiliki banyak "ember" (bucket) di sisi-sisinya yang digunakan untuk mengeruk secara bergantian.

Komponen utama BWE adalah roda besar berputar yang dipasang pada sebuah lengan raksasa. Ujung roda ini kemudian dipasangi bucket dengan gigi-gigi logam dipinggiran bucket yang digunakan untuk menggali tanah. Bucket ini terus berputar seiring putaran roda (wheel) yang kemudian dirancang untuk menumpahkan muatannya pada belt conveyor yang terdapat di badan BWE.

BWE disebut juga sebagai continuous excavators karena dapat menggali secara menerus tanpa terputus. Bucket yang terus berputar akan memberikan tingkat penggalian maksimal plus tidak diperlukannya lagi alat angkut tambahan seperti dump truck, karena mineral yang digali langsung diangkut oleh belt conveyor.

Ini jelas sangat menguntungkan karena akan memberikan tingkat produksi yang tinggi (high productivity) dan penghematan biaya pembelian alat angkut tambahan. Kelemahan BWE terutama disebabkan oleh harga alat yang sangat tinggi (high investment cost) serta karakteristik BWE yang hanya cocok digunakan di tanah yang relatif lunak. Umumnya, BWE digunakan di tambang batubara, seperti yang ada pada PT. Bukit Asam (persero) Tbk, digunakan untuk menambang cadangan batubara di Airlaya.

Jerman adalah negara yang paling banyak menggunakan BWE pada pertambangannya, dan di jerman pulalah BWE terbesar didunia dibuat dan dioperasikan. BWE terbesar ini dibuat dengan biaya sekitar US$100 juta, membutuhkan 5 tahun pengerjaan serta memerlukan 5 orang untuk mengoperasikannya.

Berat alat mencapai 12.000 ton dengan kapasitas produksi 220.000 ton perhari. Maka tercatatlah alat raksasa ini di Guinnes Book of Records (2001-2006) sebagai alat bergerak terbesar di dunia.


sumber: 
https://id.wikipedia.org/wiki/Bucket-wheel_excavator
http://idefa.blogspot.co.id/2012/10/bucket-wheel-excavator-bwe.html

Share
Minggu, 15 April 2012 0 komentar

Pengelolaan air asam tambang

Air asam tambang di Preston County, West Virginia
Kegiatan Pertambangan umum nya tidak lepas dari air asam tambang apalagi pada tambang batubara
jadi agar tidak terjadi pencemaran lingkungan di butuhkan langkah langkah pengelolaan air asam tambang. langsung downlaod file ini Pengelolaan air asam tambang Share
Jumat, 03 Februari 2012 0 komentar

Tambang terbuka (Open Pit Mining)

tambang terbuka
Tambang terbuka (open pit mine) adalah bukaan yang dibuat di permukaan tanah, bertujuan untuk  mengambil bijih dan akan dibiarkan tetap terbuka (tidak ditimbun kembali) selama pengambilan bijih masih berlangsung.
Untuk mencapai badan bijih yang umumnya terletak di kedalaman, diperlukan pengupasan tanah/batuan penutup (waste rock) dalam jumlah yang besar.
Tujuan utama dari operasi penambangan adalah menambang dengan biaya serendah mungkin sehingga dicapai keuntungan yang maksimal.

Pemilihan berbagai parameter desain dan penjadwalan dalam pengambilan bijih dan pengupasan batuan penutup melibatkan pertimbangan teknik dan ekonomi yang rumit. Mesti diambil kompromi yang optimal antara memaksimalkan perhitungan ekonomis dan adanya parameter pembatas karena faktor geologi dan pertimbangan teknik lain.
Dengan berkembangnya teknologi dan teknik pertambangan, cadangan yang dulunya dinilai tidak ekonomis, sekarang dapat berubah menjadi sumber yang layak tambang. Hal ini juga didorong oleh meningkatnya permintaan akan bahan tambang seiring dengan peningkatan konsumsi per kapita.

Secara umum, tambang terbuka dinilai lebih menguntungkan dibanding metode tambang bawah tanah dalam hal recovery (mineral yang dapat ditambang dibanding dengan banyak cadangan), grade control (pengendalian kadar), keluwesan operasi, keselamatan, dan lingkungan kerja.
Namun, dalam situasi dimana deposit terlalu kecil, berbentuk tak teratur, atau terletak terlalu dalam di bawah tanah, metode tambang bawah tanah akan lebih menguntungkan.
Suatu tambang terbuka pada satu titik mungkin saja perlu diubah menjadi tambang bawah tanah ketika batuan penutup (waste rock) yang perlu dikupas menjadi terlalu besar. Ini biasanya terjadi jika cadangan bijih berlanjut hingga sangat  dalam.
Faktor teknologi, kondisi pasar, dan kebijakan pemerintah akhirnya juga akan turut jadi pertimbangan dalam pemilihan metode tambang yang pas.[]

Share
 
;