Sabtu, 04 Februari 2012

5 sektor bisnis yang menjanjikan

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan tingkat optimisme pelaku bisnis pada kuartal I-2011 mengalami penurunan dibandingkan kuartal IV-2010. Namun, pada tiga bulan mendatang (kuartal II-2011), para pelaku usaha diperkirakan memandang kondisi bisnis lebih optimistis pada beberapa sektor.
“Kalangan pengusaha umumnya memandang prospek bisnis pada kuartal II-2011 akan lebih bagus,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan, ketika dihubungi VIVAnews.com, di Jakarta, Kamis, 5 Mei 2011.
Data BPS menunjukkan, nilai indeks tendensi bisnis (ITB) pada kuartal II-2011 bakal mencapai 104,51 atau lebih tinggi dari pencapaian 3 bulan pertama 2011 sebesar 102,16.
ITB adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang datanya diperoleh dari survei tendensi bisnis (STB) yang dilakukan BPS bersama Bank Indonesia (BI). ITB menggambarkan kondisi bisnis dan perekonomian pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang. Survei dilakukan terhadap 2.600 perusahaan besar dan sedang dengan responden merupakan pimpinan berbagai perusahaan.
Dalam menentukan optimisme para pengusaha tersebut, BPS menggunakan parameter yang didasarkan kepada order dari luar negeri, harga jual kini, order dari dalam negeri, dan order barang input selama kuartal II-2011 mendatang.
Rusman menjelaskan, faktor utama peningkatan optimisme pebisnis pada kuartal II-2010 tersebut terutama berasal dari order luar negeri yang tercatat memiliki ITB 104,53. Order luar negeri tersebut menunjukkan kegiatan ekspor pada periode 3 bulan ke depan diperkirakan lebih baik, meskipun perekonomian Jepang masih bergulat dengan pemulihan pascatsunami beberapa waktu lalu.
Faktor lain yang menjadi pertimbangan pengusaha dalam menilai kuartal II-2011 adalah order barang input yang tercatat memiliki ITB sebesar 104,4 diikuti harga produk kini 110,13, dan order dari dalam negeri 101,03.
“Walaupun order dari dalam negeri terbilang paling rendah, tapi indeksnya tetap tinggi karena di atas 100,” kata Rusman.
BPS mencatat, sebanyak sembilan sektor usaha kemungkinan bakal memiliki prospek bisnis cerah pada kuartal II mendatang ditandai dengan ITB yang melewati batas 100. Berikut lima sektor usaha yang diramalkan bakal menarik selama periode April-Juni 2011.

1. Jasa-jasa

Di antara 9 sektor usaha yang disurvei BPS dan BI, sektor jasa-jasa merupakan bisnis yang memiliki tingkat optimisme tinggi pada kuartal II-2011. Optimisme para pengusaha pada sektor jasa-jasa ini terutama karena harga produk kini yang dianggap lebih menarik dengan nilai ITB mencapai 109,88.
Berbeda dengan optimisme bisnis pada sektor lainnya yang dibangun dari empat variabel pembentuk yaitu order dalam negeri, order luar negeri, harga produk kini, dan order barang input, sektor jasa ini hanya dibentuk dari satu alasan yaitu harga produk kini.
2. Pertambangan dan penggalian
BPS melaporkan kalangan pengusaha masih menganggap bisnis sektor usaha ekstraktif ini bakal menarik pada kuartal II-2011. Kondisi itu ditandai dengan ITB yang mencapai 109,83 atau tertinggi dibandingkan sektor lainnya.
Cerahnya bisnis tambang dan penggalian ini terutama karena harga produk kini yang terus melonjak di tengah lonjakan permintaan yang masih tinggi dengan nilai ITB mencapai 112,77.
Sektor pertambangan dan penggalian juga diperkirakan menarik karena order luar negeri yang semakin meningkat dengan nilai ITB sebesar 112. Order dari negara konsumen di luar negeri ini diprediksi lebih tinggi dibandingkan permintaan produk pertambangan dan penggalian dari dalam negeri yang hanya mencatat optimisme sebesar 110,64.
Variabel terakhir yang menyebabkan industri ini akan menarik pada kuartal II-2011 adalah order barang input yang memiliki ITB 106,67.
3. Listrik, gas, dan air bersih
Pada urutan ketiga, pengusaha memilih sektor listrik, gas, dan air sebagai salah satu sektor dengan optimisme tinggi di antara 9 sektor lain. Pada sektor ini, pengungkit utama optimisme pengusaha berasal dari harga produk kini dan order barang input dengan nilai indeks ITB sama-sama berada pada level 109,80.
Selanjutnya, sektor listrik, gas, dan air bersih ini juga semakin berprospek bagus pada kuartal II-2011 karena tingginya order dari dalam negeri dengan nilai ITB 107,84.
Mengingat lebih banyak bergerak di dalam negeri, sektor ini diperkirakan tidak terlalu banyak bergantung pada order luar negeri, terlihat dari nilai ITB yang tidak masuk dalam perhitungan atau sama sekali tidak ada pengaruhnya.
4. Pengangkutan dan komunikasi
Sebagai salah satu sektor yang banyak mengeluarkan belanja iklan pada kuartal I-2011, sektor telekomunikasi diperkirakan masih memiliki prospek bisnis yang cerah pada kuartal II-2011. Sektor telekomunikasi ini berjalan bersama dengan sektor pengangkutan.
Dari ITB yang dibuat BI dan BPS, tercatat pengusaha masih memandang optimisme bisnis sektor pengangkutan dan komunikasi cukup tinggi dengan nilai ITB sebesar 108,50. Sama dengan sektor jasa, optimisme sektor ini pun hanya dibangun atas satu variabel pembentuk yaitu produk harga kini. Nilai ITB sektor ini tercatat sebesar 108,05
5. Perdagangan, hotel, dan restoran
Para pengusaha umumnya masih optimis sektor perdagangan, hotel, dan restoran akan memiliki prospek bisnis cerah pada kuartal II-2011 dengan ITB mencapai 107,20. Keyakinan para pengusaha ini, terutama karena variabel harga produk kini pada sektor ini memiliki prospek menarik dengan nilai ITB 108,92.
Optimisme para pengusaha pada sektor ini juga karena order barang input pada sektor ini akan baik serta memperoleh order dari dalam negeri dengan jumlah memuaskan. Indeks ITB untuk masing-masing variabel pembentuk ini adalah 107,98 dan 107,86.
Selain ketiga faktor tadi, sektor perdagangan, hotel, dan restoran masih tertolong dengan membaiknya order dari luar negeri dengan nilai ITB 102,27.
Rusman mengatakan, meski para pengusaha memandang optimistis iklim bisnis pada kuartal II-2011 ini akan meningkat dibandingkan kuartal I-2011, pemerintah masih memiliki tugas untuk membenahi sejumlah sarana pendukung agar iklim investasi lebih baik. Hal itu diperlukan agar dunia usaha akan berjalan lebih cepat lagi.
Dalam pandangan Rusman, sarana pendukung investasi yang harus diperhatikan tersebut adalah infrastruktur, masalah birokrasi, kepastian hukum, pembebasan tanah, pemberian fasilitas perpajakan, serta perizinan.
Share

0 komentar:

Posting Komentar

Thanks buat semua yang sudah kasih komentar

 
;